DKPP Sumenep Dorong Penerapan SRI untuk Tingkatkan Produktivitas Padi dan Ketahanan Pangan Daerah

Sabtu, 29 November 2025, 19:29
DKPP Sumenep Dorong Penerapan SRI untuk Tingkatkan Produktivitas Padi dan Ketahanan Pangan Daerah

  • DKPP Sumenep menggerakkan petani menerapkan metode SRI untuk meningkatkan produktivitas padi dan efisiensi budidaya.
  • Bibit muda usia 15 HSS dinilai menghasilkan anakan lebih banyak dibanding metode konvensional.
  • Program SRI diharapkan memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani secara berkelanjutan.






ETOLESA.WEB.ID - SUMENEP
- Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sumenep kembali menguatkan komitmen membangun ketahanan pangan daerah melalui penerapan metode System of Rice Intensification (SRI). Gerakan tanam padi di Desa Baraji, Kecamatan Gapura, menjadi langkah strategis DKPP bersama Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Gapura untuk mendorong transformasi teknologi budidaya padi di tingkat petani.

Gerakan ini melibatkan Kelompok Tani Maju Jaya sebagai percontohan. Melalui penerapan metode SRI, DKPP menargetkan peningkatan produktivitas padi secara signifikan sekaligus memperkuat swasembada pangan di Kabupaten Sumenep.

Kepala DKPP Sumenep, Chainur Rasyid, menegaskan bahwa metode SRI menawarkan keunggulan yang tidak ditemukan dalam teknik budidaya konvensional. Salah satu unsur penting metode ini adalah penggunaan bibit muda yang lebih produktif dan responsif terhadap pertumbuhan.

"Jadi metode ini, yaitu penanaman padi dengan sistem of rice intensification, ada banyak sekali keunggulannya. Pertama dengan menanam bibit di usia muda, yaitu 15 hari setelah sebar (HSS), memungkinkan masa produktif bibit itu akan jauh lebih bagus," ujar Chainur Rasyid, Sabtu (29/11/2025).

Ia menambahkan bahwa bibit muda yang ditanam lebih cepat tumbuh dan mampu menghasilkan jumlah anakan yang lebih banyak. Kondisi ini berbeda dengan pola tanam lama yang masih menggunakan bibit berusia sekitar 30 HSS.

"Setelah bibit ini ditanam di lahan sawah, akan menghasilkan anakan yang sangat banyak dibandingkan metode persemaian yang biasa dilakukan oleh petani pada usia 30 hari setelah sebar," ujarnya melanjutkan.

Peningkatan jumlah anakan menjadi faktor penting dalam produktivitas padi. Setiap anakan berpotensi membentuk malai lebih banyak, sehingga hasil panen meningkat. Inilah alasan DKPP mendorong percepatan adopsi metode SRI di berbagai wilayah pertanian.

KJF Penyuluh Pertanian DKPP Sumenep, Dewo Ringgih, menegaskan bahwa keberhasilan metode SRI sudah terbukti dalam berbagai program budidaya. Ia menjelaskan bahwa jumlah anakan yang melimpah mampu memberikan dampak langsung terhadap peningkatan produksi gabah.

"Keunggulan lainnya adalah dengan banyaknya anakan, produktivitas tanaman juga semakin tinggi. Ini salah satu cara meningkatkan produktivitas selain menggunakan bibit unggul, yakni dengan metode sistem of rice intensification," ucap Dewo.

DKPP Sumenep berharap gerakan tanam padi SRI bersama Kelompok Tani Maju Jaya dapat menjadi pemantik bagi petani di desa lain. Program ini dinilai mampu memperkuat ketahanan pangan daerah, mengurangi kerentanan produksi, serta membuka peluang peningkatan pendapatan petani.

Dengan penerapan teknologi budidaya yang lebih efisien, DKPP menargetkan pertanian Sumenep dapat tumbuh lebih modern, produktif, dan berkelanjutan. Metode SRI pun menjadi bagian penting dari strategi jangka panjang untuk memastikan ketersediaan pangan lokal sekaligus menjaga kesejahteraan petani.



(*)


Tag Keyword SEO:

DKPP Sumenep,metode SRI,pertanian Sumenep,produktivitas padi,ketahanan pangan,padi SRI,Sistem of Rice Intensification,petani Sumenep,budidaya padi,teknologi pertanian

TerPopuler

close