etolesa.web.id - Sumenep – Bupati Sumenep dengan semangat bulan Ramadhan berdiri gagah di podium membacakan Nota Pengantar LKPJ Tahun Anggaran 2024 dalam forum rapat paripurna DPRD Kabupaten Sumenep pada Senin (17/3/2025).
Nota pengatar itu adalah pengantar LKPJ yang berisi informasi secara garis besar. LKPJ adalah tradisi laporan tahunan yang sudah jadi ritual wajib, dan merupakan amanah dari regulasi yang berlaku.
Laporan tersebut seperti biasanya berisi berbagai angka-angka capaian kinerja anggaran dan kegiatan selama tahun 2024, biasanya ceritanya sih bagus-bagus aja.
Salah satu contoh yang bagus, yang disampaikan Bupati Sumenep, Dr. H. Achmad Fauzi Wongsojudo, S.H., M.H., adalah PAD Sumenep naik sebesar 111,49%! Tepatnya berapa? Entahlah. Sebab tidak disebutkan angka rupiah keuntungannya.
Waw, Fantastis!
Ini luar biasa!
Setidaknya begitu pujian yang terlontar dari beberapa anggota dewan sambil malu-malu ketika tepuk tangan.
Dari keberhasilan pencapaian itu, ada pertanyaan muncul:
Apakah pelampauan pencapaian taget PAD itu adalah hasil kinerja investasi Rp2,7 triliun yang suka dikoar-koarkan itu? Atau, hasil akumulasi dari seluruh sumber pendapatan?
Tidak ada penjelasan pasti. Karena memang nota pengantar itu tidak berisi detail data yang dipertanyakan. Ya mirip jalan cerita film thriller—misterius dan menggantung.
"Dan ini tugas Pansus untuk membedahnya," begitu celoteh salah satu undangan rapat yang tidak mau disebutkan namanya.
Rupanya, bukan hanya PAD saja yang mengalami kenaikan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Sumenep juga mengalami peningkatan.
Tahun 2023 IPM berada di angka 69,13 dan melonjak jadi 69,78 pada 2024. Kenaikan sekecil ini mungkin tidak terlalu terasa bagi warga yang masih harus bertarung dengan harga sembako yang tak kenal kompromi.
Sementara itu, angka harapan hidup di Sumenep mencapai 73,86 tahun, dan ini jadi kabar baik bagi mereka yang berharap bisa menikmati masa tua dengan damai, meski harus tetap waspada dengan harga obat yang makin bikin dompet menjerit.
Selain itu juga, rata-rata lama sekolah pun meningkat menjadi 13,59 tahun. Semoga bukan karena murid-muridnya kelamaan lulus akibat seringnya sistem zonasi yang bikin pusing.
Pendapatan per kapita pun konon melonjak ke Rp10.156.000,-. Jika angka ini benar-benar terasa di kantong masyarakat, mungkin warung kopi sudah berubah jadi tempat rapat elite bisnis, dan pedagang cilok sudah ganti gerobaknya dengan food truck.
"Itu terlalu berlebihan," lagi-lagi celetuk dari salah satu undangan yang tidak mau disebutkan namanya tadi.
Akhirnya, dengan semua capaian spektakuler ini, apakah warga Sumenep sudah benar-benar bisa merasa hidup lebih nyaman?
Ataukah mereka hanya bisa menikmati angka-angka indah di laporan tahunan yang jangan-jangan bertolakbelakang dengan kehidupan sehari-hari mereka?
Seperti biasanya, diakhir sambutannya, Bupati Sumenep menyampaikan bahwa semua kebarhasilan dicapai karena Kerjasama semuak pihak, dan disusuli dengan kalimat ketidakberdayaan:
Perlu diketahui, capaian kinerja lainnya yang tercantun dalam Nota Pengantar LKPJ Tahun 2024 masih banyak. Namun, karena ini artikel berita, kurang bagus kalau dibuat panjang.
Seperti biasanya, diakhir sambutannya, Bupati Sumenep menyampaikan bahwa semua kebarhasilan dicapai karena Kerjasama semuak pihak, dan disusuli dengan kalimat ketidakberdayaan:
Dari berbagai keberhasilan yang telah dicapai, tentu masih terdapat kekurangan yang perlu diperbaiki dan dikembangkan. Oleh karena itu, berharap masukan, saran dan kritik yan konstruktif guna perbaikan penyelenggaraan pembangunan pada tahun berikutnya.
Perlu diketahui, capaian kinerja lainnya yang tercantun dalam Nota Pengantar LKPJ Tahun 2024 masih banyak. Namun, karena ini artikel berita, kurang bagus kalau dibuat panjang.
(*)