ETOLESA.WEB.ID - SUMENEP - Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Sumenep terus memperkuat langkah menuju digitalisasi pembayaran pajak dan transaksi nontunai di wilayahnya.
Melalui program bertajuk Festival Literasi Digital Sumenep atau yang populer dengan sebutan #ViralSumenep, pemerintah daerah berupaya membumikan penggunaan QRis di Kota Keris sebagai bagian dari transformasi menuju ekosistem digital yang inklusif.
Secara geografis, Sumenep memiliki tantangan unik. Wilayahnya yang terbagi antara daratan dan kepulauan membuat pembangunan ekosistem digital tidak semudah daerah lain. Kabupaten ini bahkan sempat memiliki indeks digitalisasi terendah di Madura.
Secara geografis, Sumenep memiliki tantangan unik. Wilayahnya yang terbagi antara daratan dan kepulauan membuat pembangunan ekosistem digital tidak semudah daerah lain. Kabupaten ini bahkan sempat memiliki indeks digitalisasi terendah di Madura.
Kondisi itulah yang menjadi pendorong utama Bapenda untuk mempercepat perluasan sistem pembayaran digital agar masyarakat bisa menikmati kemudahan transaksi tanpa batas wilayah.
Kepala Bidang Perencanaan, Pengembangan, Pengendalian, dan Evaluasi Bapenda Sumenep, Suhermanto, menyampaikan hal tersebut dalam acara Ngulik pada Jumat, 10 Oktober 2025.
“Banyak upaya yang telah dilakukan untuk mendorong digitalisasi di Sumenep, seperti pajak daerah yang telah menggunakan kanal digital, termasuk penggunaan QRis di dalamnya. Di antaranya untuk pembayaran retribusi pajak daerah, masuk tempat wisata, dan sebagainya telah menggunakan QRis,” katanya menjelaskan.
Program #ViralSumenep, kata dia, terdiri dari berbagai kegiatan. Salah satunya capacity building berupa pembayaran pajak katering sekolah dari dana BOS secara non tunai. Selain itu, juga digelar lomba video film pendek bertema Bismillah QRis Melayani yang menyoroti pajak daerah, retribusi, serta transaksi digital menggunakan QRis.
“Puncak acaranya pada tanggal 26 Oktober 2026 dikemas melalui jalan sehat dan shopping with QRis di area Taman Adipura dan Pasar Minggu. Bapenda Sumenep menggandeng Bank Indonesia wilayah Jawa Timur,” ujarnya.
Kepala Bidang Perencanaan, Pengembangan, Pengendalian, dan Evaluasi Bapenda Sumenep, Suhermanto, menyampaikan hal tersebut dalam acara Ngulik pada Jumat, 10 Oktober 2025.
“Banyak upaya yang telah dilakukan untuk mendorong digitalisasi di Sumenep, seperti pajak daerah yang telah menggunakan kanal digital, termasuk penggunaan QRis di dalamnya. Di antaranya untuk pembayaran retribusi pajak daerah, masuk tempat wisata, dan sebagainya telah menggunakan QRis,” katanya menjelaskan.
Program #ViralSumenep, kata dia, terdiri dari berbagai kegiatan. Salah satunya capacity building berupa pembayaran pajak katering sekolah dari dana BOS secara non tunai. Selain itu, juga digelar lomba video film pendek bertema Bismillah QRis Melayani yang menyoroti pajak daerah, retribusi, serta transaksi digital menggunakan QRis.
“Puncak acaranya pada tanggal 26 Oktober 2026 dikemas melalui jalan sehat dan shopping with QRis di area Taman Adipura dan Pasar Minggu. Bapenda Sumenep menggandeng Bank Indonesia wilayah Jawa Timur,” ujarnya.
“Kami menyiapkan banyak hadiah untuk masyarakat Sumenep dan sekitarnya. Nanti bagi masyarakat yang melakukan transaksi pembelian menggunakan QRis tanpa minimal belanja akan mendapatkan voucher Rp25 ribu,” tambahnya.
Suhermanto mengakui, masih banyak tantangan dalam mendorong percepatan digitalisasi di Sumenep, terutama di wilayah kepulauan yang kerap terkendala sinyal tidak stabil. Untuk mengatasinya, Bapenda bekerja sama dengan tim IT dari Kominfo Sumenep. Tantangan lainnya, kata dia, adalah mengubah pola pikir masyarakat yang masih terbiasa dengan transaksi tunai.
Ia berharap, dengan semakin luasnya penggunaan QRis di Sumenep, Pendapatan Asli Daerah (PAD) bisa terus meningkat. Transaksi digital yang transparan diharapkan mampu meminimalkan potensi kebocoran dana dan sekaligus memperkuat tata kelola keuangan daerah berbasis teknologi.
Suhermanto mengakui, masih banyak tantangan dalam mendorong percepatan digitalisasi di Sumenep, terutama di wilayah kepulauan yang kerap terkendala sinyal tidak stabil. Untuk mengatasinya, Bapenda bekerja sama dengan tim IT dari Kominfo Sumenep. Tantangan lainnya, kata dia, adalah mengubah pola pikir masyarakat yang masih terbiasa dengan transaksi tunai.
Ia berharap, dengan semakin luasnya penggunaan QRis di Sumenep, Pendapatan Asli Daerah (PAD) bisa terus meningkat. Transaksi digital yang transparan diharapkan mampu meminimalkan potensi kebocoran dana dan sekaligus memperkuat tata kelola keuangan daerah berbasis teknologi.
(*)