ETOLESA.WEB.ID - SUMENEP - Ribuan warga memadati kawasan Labang Mesem Keraton, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, untuk menyaksikan Madura Ethnic Carnival (MEC) 2025 pada Minggu, 21 September 2025. Acara budaya tahunan ini menghadirkan parade meriah dengan tema “Topeng” yang dipadati penonton dari berbagai daerah.
Sebanyak 103 peserta ikut serta dalam gelaran ini. Mereka berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari kalangan pelajar, masyarakat umum, hingga penampil grand show. Tidak hanya dari Sumenep, peserta juga hadir dari Pamekasan, Sampang, Surabaya, Malang, Jember, Bondowoso, Lamongan, hingga Banyuwangi.
Seluruh atraksi yang ditampilkan menonjolkan kekayaan seni, tradisi, dan kearifan lokal Madura. Kostum penuh warna dengan sentuhan topeng menjadi ikon utama yang memikat perhatian ribuan penonton di sepanjang jalur karnaval.
Ketua Komunitas Jurnalis Sumenep (KJS), M. Hariri menegaskan bahwa karnaval budaya ini merupakan salah satu upaya menjaga warisan leluhur.
“Harapan kami, festival ini mampu mendekatkan generasi muda pada budaya leluhur sekaligus memperkuat rasa cinta terhadap tradisi daerah,” kata Hariri.
Menurut Hariri, penyelenggaraan MEC yang sudah masuk edisi ketiga ini bukan sekadar pesta rakyat, tetapi juga sarana edukasi budaya. Ia menyebut karnaval tersebut menjadi ruang kreativitas sekaligus media untuk meneguhkan jati diri masyarakat Madura di tengah arus globalisasi.
Topeng yang diangkat sebagai ikon utama diyakini bisa memperluas pengakuan publik terhadap identitas khas Sumenep. Hariri menambahkan bahwa topeng telah lama melekat dalam kehidupan masyarakat Madura sebagai simbol tradisi dan nilai-nilai budaya.
Lebih jauh, Hariri menekankan bahwa Madura Ethnic Carnival tidak hanya menguatkan sektor kebudayaan, melainkan juga membuka peluang besar bagi promosi pariwisata Sumenep. Ia optimistis pelaksanaan yang berkesinambungan mampu memberi dampak positif pada pertumbuhan ekonomi kreatif dan sektor wisata.
“Juga menjadikan budaya Madura lebih dikenal di tingkat nasional hingga mancanegara,” pungkasnya.
MEC 2025 di Sumenep tidak hanya menjadi ruang ekspresi seni, tetapi juga ajang memperlihatkan bagaimana budaya bisa dirawat sekaligus dipromosikan. Dengan antusiasme warga yang memenuhi jalanan, karnaval ini menunjukkan betapa kuatnya daya tarik tradisi Madura bagi publik luas.
Penyelenggaraan yang konsisten diharapkan mampu menempatkan Sumenep sebagai salah satu pusat budaya di Jawa Timur. Madura Ethnic Carnival juga berpotensi menjadi kalender wisata unggulan yang mampu mendatangkan wisatawan nusantara maupun mancanegara.
Dengan ikon topeng sebagai pusat perhatian, MEC 2025 bukan hanya perayaan budaya, melainkan juga simbol bahwa Sumenep mampu menjadikan warisan leluhur sebagai kekuatan identitas sekaligus daya tarik wisata.
(*)