ETOLES.WEB.ID - TEKNO - Kemudahan transaksi lewat mobile banking kini menghadapi ancaman baru. Teknik kejahatan siber bernama sniffing mulai marak digunakan pelaku untuk mencuri data nasabah. Modusnya sederhana: pesan jebakan yang dikirim lewat WhatsApp dari nomor asing.
Pakar keamanan siber menyebut sniffing sebagai teknik mengendus data lewat jaringan internet. “Begitu korban terkecoh, data pribadi bisa jatuh ke tangan pelaku,” kata seorang analis digital, Jumat, 6 September 2025.
Modus yang dipakai beragam. Salah satunya menyamar sebagai kurir paket. Pelaku mengirim pesan berisi foto paket atau resi pengiriman. Namun, file tersebut ternyata aplikasi berbahaya. Begitu dibuka, sistem ponsel korban terinfeksi. Data perbankan langsung terekspos.
Modus lain yang juga marak adalah pengiriman file berekstensi .apk. File ini biasanya dikamuflase sebagai gambar atau dokumen. Jika diklik, aplikasi jahat otomatis terpasang. Dari situ, pelaku mulai menyedot informasi penting: username dan password m-banking, nomor kartu kredit, hingga email pribadi.
Ancaman sniffing tidak hanya datang lewat pesan WhatsApp. Penggunaan wifi publik juga menjadi celah berbahaya. Jaringan gratis kerap tidak memiliki enkripsi yang memadai. “Begitu login ke aplikasi perbankan, informasi keamanan bisa dicuri dengan mudah,” ujar pakar yang sama.
Konsekuensinya fatal. Begitu aplikasi jahat masuk ke perangkat, pengguna bisa kehilangan kendali penuh atas data pribadi. Dalam hitungan menit, rekening bisa terkuras lewat transaksi ilegal. Kasus-kasus serupa sudah banyak dilaporkan, meski tidak semua diungkap secara terbuka.
Jika terlanjur membuka file mencurigakan, ada langkah darurat yang bisa dilakukan. Pertama, segera putuskan koneksi internet atau aktifkan mode pesawat. Kedua, hapus aplikasi asing yang tiba-tiba muncul. Langkah berikutnya adalah membersihkan cache dan data ponsel lewat menu pengaturan.
Tak kalah penting, pengguna diminta mengganti seluruh password penting. Mulai dari aplikasi m-banking, email, hingga media sosial. Jika perangkat sudah terlalu parah terinfeksi, reset pabrik disarankan agar ponsel kembali bersih.
Bank-bank besar di Indonesia juga mengingatkan nasabah untuk segera menghubungi call center resmi bila mendapati kejanggalan transaksi. Laporan ke pihak kepolisian juga menjadi langkah hukum agar kasus bisa ditindaklanjuti.
Fenomena sniffing ini memperlihatkan bahwa kenyamanan digital selalu punya harga. Kemudahan transaksi perbankan lewat ponsel menuntut kewaspadaan ekstra. Pengguna disarankan tidak sembarangan mengklik file atau tautan yang datang dari nomor tidak dikenal.
Pesan singkat bisa jadi pintu masuk kejahatan besar. Sekali terkecoh, dampaknya bisa menguras tabungan, bahkan merusak reputasi digital seseorang.
Keamanan m-banking pada akhirnya bergantung pada disiplin pengguna. Hindari wifi publik untuk akses transaksi penting, pastikan aplikasi bank selalu diperbarui, dan aktifkan fitur keamanan tambahan seperti verifikasi dua langkah.
Dengan langkah sederhana itu, ancaman sniffing lewat WhatsApp bisa ditekan. Sebab, di dunia digital, satu klik ceroboh bisa berarti kehilangan segalanya.
(*)