KLB Campak di Sumenep, Komisi IX DPR Ingatkan Negara Jangan Hanya Reaktif - Etolesa Etolesa
ETOLESA

KLB Campak di Sumenep, Komisi IX DPR Ingatkan Negara Jangan Hanya Reaktif

Kamis, 28 Agustus 2025, 14:39
KLB Campak di Sumenep, Komisi IX DPR Ingatkan Negara Jangan Hanya Reaktif



ETOLESA.WEB.ID - SUMENEP - Wabah campak di Sumenep, Jawa Timur, yang menewaskan 17 anak, memicu peringatan keras dari DPR RI. Wakil Ketua Komisi IX DPR, Yahya Zaini, menyebut kejadian luar biasa (KLB) itu sebagai alarm kegagalan sistem imunisasi nasional.

"Kejadian ini menunjukkan bahwa strategi pencegahan belum berjalan optimal. Imunisasi seharusnya menjadi garda terdepan, tetapi yang terjadi justru langkah reaktif berupa vaksinasi massal setelah kasus menembus ribuan dan korban jiwa berjatuhan," kata Yahya Zaini kepada wartawan, Kamis (28/8/2025).

Menurut Yahya, kasus ini bukan semata persoalan medis. Ia menilai lemahnya tata kelola sistem imunisasi membuat program dasar gratis dari pemerintah tidak tercapai di lapangan. Rendahnya cakupan di daerah tertentu, kata dia, memperlihatkan adanya kesenjangan serius dalam pendataan dan pengawasan.

"Penguatan peran Posyandu dan kader kesehatan desa agar deteksi dini tidak terlewat," ujarnya.

Ia menambahkan, pendekatan berbasis budaya lokal juga mendesak dilakukan untuk menekan resistensi masyarakat akibat mitos atau ketakutan terhadap imunisasi.

Lebih lanjut, Yahya mengingatkan target imunisasi dasar dalam RPJMN 2020-2024 harus mencapai 95 persen. Capaian di bawah itu, menurutnya, bukan sekadar catatan administratif, melainkan kegagalan serius yang mesti diaudit secara nasional.

"Campak memiliki angka reproduksi (R0) yang sangat tinggi, sehingga keterlambatan vaksinasi berisiko memicu ledakan kasus di wilayah lain," tuturnya.

Karena itu, Yahya mendorong Kementerian Kesehatan bersama pemerintah daerah membuka audit imunisasi secara transparan. Data kesehatan harus diperkuat agar vaksinasi tidak berhenti hanya pada program darurat.

"Setiap anak Indonesia berhak atas perlindungan kesehatan yang setara, tanpa terkecuali," tegasnya.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan mencatat terdapat 46 KLB campak di 42 kabupaten/kota di 13 provinsi. "Campak ini penyakit berbahaya dan menyebabkan kematian, bahkan penularannya lebih cepat dari COVID-19," kata dr Prima Yosephine, Direktur Imunisasi Kemenkes, Selasa (26/8/2025).

Data Kemenkes menyebut hingga pekan ke-33 tahun 2025, terdapat 23.128 suspek campak dengan 3.444 kasus terkonfirmasi. Sumenep menjadi wilayah dengan suspek terbanyak, mencapai 2.139 kasus.

Capaian imunisasi campak-rubella 1 dan 2 masih jauh dari target, baru menyentuh 45 persen dari sasaran nasional 95 persen.

(*)

TerPopuler

close