Santri Sumenep Didorong Jadi Pelaku Usaha Kreatif Lewat Pelatihan Digital - Etolesa Etolesa
ETOLESA

Santri Sumenep Didorong Jadi Pelaku Usaha Kreatif Lewat Pelatihan Digital

Sabtu, 24 Mei 2025, 08:37
Santri Sumenep Didorong Jadi Pelaku Usaha Kreatif Lewat Pelatihan Digital


ETOLESA.WEB.ID - BERITA SUMENEP - Pemerintah Kabupaten Sumenep terus mendorong kemandirian ekonomi di lingkungan pesantren. Melalui Program Wirausaha Santri Tahun Anggaran 2025, ratusan santri dari berbagai pondok pesantren kini dibekali keterampilan wirausaha berbasis digital dan ekonomi kreatif. Langkah ini diambil untuk memperkuat peran santri dalam menjawab tantangan zaman, khususnya di era ekonomi digital yang kian kompetitif.

Program ini menyasar santri aktif maupun alumni yang memiliki minat membangun unit usaha. Pemerintah daerah menargetkan lahirnya generasi santri yang tidak hanya cakap ilmu agama, tetapi juga tangguh secara ekonomi. Pelatihan tersebut diselenggarakan serentak di sejumlah pondok pesantren.

Fokus pelatihan tak sekadar teori, tetapi juga praktik langsung. Santri diajarkan keterampilan seperti membuat keripik singkong, ecoprint, menjahit, produksi VCO (Virgin Coconut Oil), hingga pengelolaan angkringan dan strategi pemasaran digital.

Menurut Wakil Bupati Sumenep, KH. Imam Hasyim, pelatihan ini adalah ikhtiar menyiapkan santri menghadapi tantangan ekonomi digital. Ia menegaskan pentingnya jiwa kewirausahaan bagi generasi muda pesantren. “Santri harus menjadi pelaku usaha, bukan hanya pencari kerja,” ujarnya saat membuka pelatihan di Ponpes At-Taufiqiyah, Kecamatan Bluto.

Program ini juga menargetkan penciptaan lapangan kerja baru. Para peserta diharapkan bisa memanfaatkan potensi lokal di sekitar pesantren maupun desa asal mereka. Dengan demikian, peran pesantren dalam pembangunan ekonomi masyarakat bisa lebih nyata.

Kepala Disbudporapar Sumenep, Mohammad Iksan, menjelaskan rincian pelatihan yang dijalankan. Pelatihan keripik singkong diikuti 30 peserta. Sementara pelatihan ecoprint dan menjahit diikuti 15 peserta, produksi VCO oleh 25 peserta, dan pelatihan angkringan serta pemasaran oleh 30 peserta.

Iksan menambahkan, seluruh peserta berasal dari lingkungan pondok pesantren. Hal ini sejalan dengan tujuan pemerintah untuk menjadikan pesantren sebagai pusat pemberdayaan ekonomi berbasis kemandirian.

Program Wirausaha Santri ini menjadi bagian dari upaya meningkatkan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) di Sumenep. Pemerintah berharap, melalui program ini, santri bisa menjadi motor penggerak ekonomi kreatif di tengah masyarakat.

Dengan penguatan jejaring antar-pesantren dan dukungan ekosistem kewirausahaan, Pemerintah Kabupaten Sumenep optimistis para santri mampu menjadi pionir ekonomi digital dan kreatif di daerahnya.

(*)

TerPopuler

close