Katanya Darurat Anggaran Infrastruktur, Tapi Calendar Event Sumenep 2025 Aman Sentosa - Etolesa Etolesa
ETOLESA

Katanya Darurat Anggaran Infrastruktur, Tapi Calendar Event Sumenep 2025 Aman Sentosa

Sabtu, 22 Maret 2025, 18:20
Katanya Darurat Anggaran Infrastruktur, Tapi Calendar Event Sumenep 2025 Aman Sentosa



etolesa.web.id - Sumenep - Sumenep, kota yang katanya mengutamakan efisiensi, kembali membuat paradoks yang menggemaskan. 

Di tengah badai pemangkasan anggaran infrastruktur yang mencapai Rp 178 miliar, anggaran untuk Calendar Event Sumenep 2025 tetap kokoh berdiri seperti tugu peringatan kejayaan masa lalu. 

Seolah tak tersentuh badai efisiensi, anggaran Rp 3 miliar untuk 110 event budaya tetap dijaga sekuat benteng Keraton Sumenep.

Mari kita lakukan sedikit hitungan sederhana. Dengan Rp 3 miliar dibagi 110 event, satu event dihargai sekitar Rp 27 juta lebih. Apakah ini cukup untuk mendongkrak pariwisata? Kalau tidak cukup kenapa dipaksakan? Apakah memang sengaja dipaksakan untuk memastikan pejabat tetap bisa menikmati hiburan sambil duduk manis di kursi VIP?

Sementara itu, Sementara dilansir dari transmadura.com (11/03/2025), Kepala Dinas PUTR Sumenep, Eri Susanto, mengeluhkan bahwa DAK dipangkas Rp 142 miliar dan DAU Rp 30 miliar menyebabkan banyak proyek infrastruktur batal.

Jalan-jalan rusak, jalan compang-camping, jalan tak rata, Puskesmas Pragaan terendam banjir, Teras Pustu Pagerungan Kecil Ambruk, semuanya butuh penanganan, tapi siapa yang peduli? Yang penting, musik tong-tong tetap berdendang dan tari Moang Sangkal tetap berkibar di panggung!

“Kami sadar anggaran yang tersedia masih jauh dari kebutuhan ideal, namun kami tetap berupaya semaksimal mungkin agar seluruh event budaya yang sudah dirancang bisa terlaksana dengan baik. Kami juga berusaha menghindari adanya refocusing anggaran, karena ini menyangkut keberlangsungan budaya daerah,” ujar Kepala Disbudporapar Sumenep, Mohammad Iksan (bidik.news, 21/03/2025).

Sungguh mengharukan! Infrastruktur bisa menunggu, tapi joget tidak boleh tertunda! Jika wisatawan datang dan melihat tontotan infastruktur yang menyedihkan, tak mengapa, asal mereka bisa menikmati festival budaya yang megah.

Tak hanya itu, dalam upaya melestarikan budaya, Disbudporapar Sumenep menggandeng komunitas seni dari Yogyakarta, Solo, dan Surabaya. Dengan kata lain, alih-alih memaksimalkan potensi lokal, mereka lebih memilih mendatangkan ‘seniman impor’. Luar biasa inovatif!

Untuk lebih meriah, kesenian tradisional Sumenep seperti musik tong-tong dan tari Moang Sangkal akan ditampilkan dalam berbagai kegiatan resmi pemerintahan. Bahkan, tak tanggung-tanggung, seni dangdut pun diintegrasikan ke dalam event wisata (bidik.news, 21/03/2025). 

Tampaknya, itu adalah bentuk solusi baru: makin banyak joget, makin hilang rasa frustasi atas jalan rusak dan proyek mangkrak.

Lebih menarik lagi, Disbudporapar juga menyiapkan penghargaan bagi tokoh seni yang berjasa dalam pelestarian budaya. Mungkin setelah ini, kita juga perlu penghargaan untuk warga yang berhasil selamat dari rute jalanan rusak tanpa harus masuk rumah sakit.

Mau investasi di Sumenep? Tunggu dulu! Tanpa infrastruktur yang baik, investor mungkin harus membawa peralatan off-road sendiri. Tapi tak masalah, karena jika mereka berhasil mencapai lokasi, mereka akan disambut dengan tari-tarian dan gala dinner mewah yang tentunya dibiayai dari anggaran yang tak terpangkas.

Dengan strategi ini, Disbudporapar yakin kalender event budaya akan tetap terlaksana secara maksimal dan berdampak luas bagi pelestarian budaya serta kemajuan sektor pariwisata. Infrastruktur? Itu urusan belakangan. Yang penting, pesta jalan terus!

(*)

TerPopuler

close